mwhiTlCDhthHJoVo910lbsjffCwCMBKvc9LkqUK1

Postingan Harus Positif, Tidak Asal Viral

Postingan Harus Positif, Tidak Asal Viral


Bulan Agustus di tahun 2020 ini terasa berbeda dari tahun sebelumnya, tidak ada kemeriahan lomba-lomba yang diadakan di kampung ataupun yang diselenggarakan oleh event organizer profesional, malam tirakatan terasa sepi dan upacara bendera di istana negara dilaksanakan secara minimalis.


Pandemi Covid-19 yang belum tuntas di Indonesia menjadi pertimbangannya. Namun meskipun aktivitas diluar ruangan sedang dibatasi, tidak menyurutkan semangat masyarakat Indonesia dalam memeriahkan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 di tahun ini. Banyak acara online dilaksanakan sebagai bentuk partisipasi positif dalam perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.

 

 


Salah satu acara online yang saya ikuti dalam rangka peringatan kemerdekaan Republik Indonesia adalah webinar yang diselenggarakan oleh Kemen PPPA (Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). Webinar kali ini mengambil tema “Mengisi Kemerdekaan Dengan Postingan Positif”. Narasumber yang dihadirkan sangat kompeten di bidangnya, beliau adalah Ibu Ani Berta (Founder Femaledigest, Blogger), Ibu Amy Kamila (content creator, promotor film) dan Bapak Maman Suherman (Penulis senior).


Membuat Konten Positif

Suka kesel gak sih, klo buka whatsapp group atau timeline social media yang muncul konten tentang SARA, hoaks ataupun konten yang tidak bermanfaat. Kita bisa sih unfollow akun akun yang tidak bermanfaat seperti itu, namun diluar sana  masih banyak akun serupa.

 

Bagaimana sih caranya kita memutus rantai ini? Tidak mungkin kita direct message satu per satu mereka untuk mengingatkan atau mengkoreksi. Yang bisa kita lakukan adalah dengan memberi contoh untuk membuat konten positive


Pemateri pertama di webinar ini adalah Mbak Amy kamila, beliau menekankan bahwa konten yang keren adalah konten yang bermakna dan dapat menginspirasi orang lain untuk berperilaku positif. Konten yang viral belum tentu keren dan belum tentu bermanfaat. Untuk itu dalam membuat konten sebaiknya creator harus mengdepankan kreatifitas yang positif, bila nantinya karya itu menjadi viral, itu adalah bonus, bukan tujuan utamanya.

 

Bila nantinya karya itu menjadi viral, itu adalah bonus, bukan tujuan utamanya. - Amy Kamila

 


Dalam membuat konten Mbak Amy merumuskan ke dalam 4 tahap, yaitu :

  1. Temukan alasan kamu membuat konten

Dalam membuat konten, baiknya diawali dengan alasan “kebermaknaan”. Satu orang yang terinspirasi dari konten kita dapat menularkan ke ratusan bahkan jutaan orang lain. Jadi tujuan dibuatnya konten yang pertama bukanlah agar menjadi “viral” atau agar mendapat uang banyak, karena jika konten yang kita buat tidak viral, akan membuat kita menjadi kecewa. Jika tujuan utama kita membuat konten adalah agar mendapat banyak uang, ini boleh saja, namun perlu proses dan jangka waktu yang panjang untuk sampai kesana.

  1. Catat semua ide yang muncul

Jika kita sudah ingin menulis namun belum mengetahui memulai dari mana, cobalah untuk mencatat apa saja yang terlintas di pikiran, kapan saja dan dimanapun berada. Jika kita ragu apakah ide ini bagus atau tidak, cobalah untuk menuliskan dahulu, karena kita tidak akan tau hasilnya jika kita tidak memulainya.


  1. Kembangkan alurnya

Setelah mendapatkan ide, kita bisa lanjut mengembangkan ide tersebut kedalam tulisan. Selalu letakkan rasa di setiap karya yang dibuat, agar kita dapat menemukan topik penting yang perlu ditegaskan. Kroscek kembali ide yang tertuang dengan norma norma yang berlaku. Pertimbangkan juga dampak positif dan negatif dari ide yang kita tuang dalam sebuah karya, karena karya ini adalah tanggung jawab seorang kreator.


  1. Media

Tentukan media penyampaian ide kita. 

  • Output dapat berupa: gambar, video, tulisan

Output karya berupa gambar, video ataupun tulisan akan berbeda pengemasannya.


  • Output tayang lewat media : youtube, tv, media sosial

Karya yang tayang di youtube akan menjadi berbeda pengemasan jika karya tersebut ditayangkan di stasiun tv ataupun di media sosial lain, karena akan melalui penyesuaian dengan aturan yang berlaku. 


Ide tanpa dimulai tetaplah menjadi ide bukan karya - Amykamila.


Jadi, tulis segera ide yang muncul di pikiranmu, sebagai pengingat dan untuk menginternalisasi maksud dari karya kita.


Berjuang di Era Media Sosial


Pemateri webinar yang kedua adalah ibu Ani Berta, beliau adalah seorang content writer & blogger profesional dan juga merupakan founder Femaledigest dan komunitas blogger. Meskipun waktu yang diberikan sangat singkat beliau menyampaikan materi penting dalam kita bersosial media. 


Kaitannya dengan kemerdekaan Indonesia, ibu Ani Berta menyampaikan bahwa musuh kita kali ini bukanlah penjajah dari negara lain, kita tidak berperang melawan dengan senjata seperti yang dilakukan oleh para pejuang kemerdekaan.

 

Musuh kita saat ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, yaitu hoaks! - Ani Berta


Hoaks banyak sekali beredar di whatsapp group ataupun social media lain. Bagaimana cara kita melawannya? Ada 2 cara yang disampaikan oleh Ibu Ani Berta dalam melawan hoaks, yaitu:

  1. Mengawal Informasi

Informasi yang kita terima dan yang akan kita sampaikan dipastikan merupakan informasi berdasarkan validasi data yang dihimpun tanpa membubuhkan opini, sehingga informasi yang kita sampaikan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.


  1. Menggunakan amunisi edukasi

Kita sebagai pengguna media sosial bisa memaksimalkan akun pribadi kita agar dapat memberikan manfaat dan edukasi masyarakat sekitar. Memaksimalkan media sosial dengan membagikan sesuatu yang menyemangati dan memotivasi, tidak menimbulkan perdebatan masyarakat.


Ibu Ani Berta juga menyampaikan, bahwa kita dapat melakukan edukasi melalui media sosial pribadi kita, kita dapat membagikan wawasan dan ilmu yang menjadi passion atau keahlian kita.


Konten positif yang kita share di media sosial pribadi kita dapat memecah arus hoaks yang banyak beredar di linimasa.


Membuat Konten Yang Bermanfaat

 

 

Pemateri ke-tiga dalam webinar adalah Bapak Maman Suherman, beliau adalah penulis senior yang mempunyai banyak karya. Beliau memberikan tips bagaimana caranya membuat konten yang bermanfaat dengan rumus 5R. 


Rumus 5R dari Bapak Maman Suherman.

  1. Reading (iqra)

Seorang konten kreator harus banyak membaca, agar memiliki banyak wawasan pengetahuan dan referensi yang luas.

Dengan banyak membaca, seorang kreator akan mendapatkan banyak ide.

 

  1. Research

Hasil penelitian yaitu berupa data dapat meningkatkan kredibilitas sebuah karya

 

  1. Reliable

Dalam membuat karya, kita harus meminimalisasi tingkat kesalahan. Jika kita salah menuliskan sesuatu, akan menjadi salah penyampaian informasi.

 

  1. Reflecting

Dalam membuat karya kita harus memperkaya sudut pandang, dengan melihat secara keseluruhan. 

 

  1. W(r)ite

menulis dan menulis terus, Indonesia butuh lebih banyak penulis, dengan biasa menulis akan membuat pikiran kita menjadi terstruktur


Beliau juga memberikan kunci literasi agar dapat bersaing di era digital seperti sekarang ini.

Enam kunci literasi tersebut adalah:

  1. Literasi baca-tulis

    yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.

     

  2. Literasi numerik

    yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan konsep bilangan dan keterampilan operasi hitung di dalam kehidupan sehari-hari.

     

  3. Literasi digital

    yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

     

  4. Literasi financial

    pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

     

  5. Literasi science

    yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk meng-identifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan feno-mena ilmiah dan menyimpulkan ber-dasarkan bukti-bukti ilmiah.

     

  6. Literasi kebudayaan

    yaitu kemampuan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara.


Enam kunci literasi tersebut akan semakin mantap dengan tambahan rumus 4K dari bapak Maman Suherman.

Apakah 4K itu?

K-komunikasi

K-kolaborasi

K-kreatifitas

K-kritikal thinking

 

Materi yang disampaikan para narasumber di webinar ini sungguh sangat menggugah semangat dalam menulis. Sungguh sangat menginspirasi saya untuk sharing sesuatu yang positif dan bermanfaat. Yuk kita berbagi konten yang positif !!

 

 










Related Posts

Related Posts

Post a Comment