mwhiTlCDhthHJoVo910lbsjffCwCMBKvc9LkqUK1

Momen Lebaran Bersama Keluarga

 momen-lebaran-bersama-keluarga


Hari raya Idul Fitri selalu dinanti, selain menikmati momen kemenangan setelah sebulan melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan, juga menjadi momen istimewa bagi pertemuan anggota keluarga. Sama seperti yang terjadi di keluarga besarku. Di hari biasa, kami sibuk dengan aktifitas masing-masing, walau sebagian berada di kota yang sama namun kami jarang bisa bertemu. Dan di hari lebaran inilah kami bisa bertemu dan berkumpul secara lengkap dan menikmati momen lebaran bersama keluarga.


Masa Kecil


momen-lebaran-bersama-keluarga


Baru aku sadari setelah dewasa, bahwa semangat menyambut hari lebaran di waktu kecil dengan saat sekarang ini telah mengalami perubahan. Saat aku kecil, aku sangat semangat menanti datangnya hari lebaran karena di hari lebaran aku selalu diberi pakaian baru oleh orang tuaku, walau untuk sebagian orang, baju baru adalah biasa, namun tidak bagiku.


Mempunyai baju baru itu adalah hal yang sangat istimewa, karena aku tumbuh di keluarga dengan ekonomi yang sederhana, atau bisa dibilang pas-pasan. Di hari lebaran aku biasanya mendapat banyak sekali uang saku yang diberikan saudara-saudaraku. Uang yang terkumpul cukup banyak waktu itu, sehingga aku bisa mentraktir keluargaku makan bakso sekeluarga dan bisa untuk membeli keperluan sekolah, seperti buku, tas, pensil dan sepatu.


Rasanya sungguh sangat bahagia waktu itu, dapat membeli keperluanku dengan uangku sendiri. Hal-hal itulah yang membuat aku bersemangat menanti momen lebaran.


Saat dewasa


momen-lebaran-bersama-keluarga-kledokan

Saat aku telah dewasa dan mempunyai keluarga kecil, aku hidup jauh dari keluarga besarku untuk mengikuti suamiku. Walau jaraknya tidak terlalu jauh, kurang lebih 1 jam perjalanan dengan motor/mobil, namun itu cukup membuatku semakin jarang bertemu dengan keluargaku. Aku sejak kecil sampai usia 27 tahun hidup di kampung halaman bersama orang tua dan keluarga besar, menjalani rutinitas lebaran yang sama setiap tahun, kini berubah.


Banyak sekali perubahan yang kadang masih membuat saya sedikit menitikkan air mata karena merindukan momen tersebut. Jadi saat ini jika aku ditanya apa yang paling bikin bahagia saat hari raya, adalah momen lebaran bersama keluarga.


Momen Lebaran


momen-lebaran-bersama-keluarga-tersayang

Selama bulan ramadhan aku dan keluargaku selalu melaksanakan sholat tarawih berjamaah di Masjid di kampung kami, Masjid At-Taqwa Kledokan. Di sore harinya aku dulu selalu mengikuti pengajian anak-anak yang dilaksanakan setiap hari selama bulan Ramadhan. Berkumpul dengan teman sebaya, belajar agama, dan mendapatkan takjil untuk berbuka puasa membuatku sangat semangat menanti bulan Ramadhan. 


Di malam menjelang Idul Fitri, aku biasanya mengikuti takbir keliling yang diadakan di masjid. Para orang tua ada yang ikut bertakbir bersama di Masjid, ada pula yang menunggu iring-iringan pawai takbiran dari pinggir jalan.


Di H-1 lebaran, mamakku selalu membuat ketupat, opor ayam dan segala kelengkapannya. Di kampung kami masih mengadakan kenduren ketupat yang diadakan di Balai Dusun. Dan menu ketupat, opor dan sambel goreng krecek inilah yang menjadi menu wajib kami dari tahun ke tahun.


Di hari-H , saya selalu dibangunkan mamakku dengan sedikit effort, karena aku biasanya mengikuti acara takbiran sampai selesai, sehingga mata terasa sangat berat di pagi hari. Kami berangkat ke masjid bersama-sama, duduk berjejer untuk mengikuti sholat ied. Setelah sholat ied selesai, jamaah dengan dikoordinir oleh panitia hari raya masjid, kami melakukan halal bi halal, saling bersalaman.


Setelah sholat ied dan pulang ke rumah, kami kemudian makan ketupat dan opor bersama. Setelah makan, kami saling bermaaf-maafan. Kemudian kami lanjut ziarah ke makam yang letaknya tidak jauh dari rumah. Di makam, kami biasanya bertemu keluarga besar yang lain, sehingga kami melakukan doa bersama untuk saudara dan keluarga kami yang telah berpulang.


Sepulang dari makam, kami duduk bersama dirumah untuk menerima beberapa tamu yang berkunjung untuk silaturahmi. Jika tamu sudah mulai sepi, kami bergantian berkeliling silaturahmi ke tetangga dan saudara. Kami mengunjungi para sesepuh dari keluarga dan puncaknya kami berkumpul di keluarga yang paling tua. Semua keluarga dari berbagai generasi berkumpul, kami ngobrol, bercanda dan makan bersama. Beberapa dari kami memang tinggal di luar kota, yang menunggu liburan panjang untuk dapat berkumpul bersama. Dahulu momen berkumpul ini dilakukan di rumah simbah, namun saat simbah sudah berpulang, tradisi kumpul keluarga dilaksanakan di rumah Budhe.


Lebaran hari pertama kami nikmati dengan berkumpul di rumah. Untuk lebaran hari kedua, sebagian dari kami melanjutkan bersilaturahmi ke saudara yang rumahnya agak jauh, misal berbeda desa atau kecamatan. Kadang kami bersama-sama berkunjung ke tempat wisata. Terkadang kami melanjutkan bersantai di rumah, menikmati libur panjang untuk beristirahat.


Sejak menikah, aku dan suami selalu membuat kesepakatan pembagian hari berkunjung di masing-masing keluarga. Diperlukan keikhlasan untuk berkompromi dalam memutuskan. Beberapa kali aku harus melewatkan momen berkumpul keluarga besar karena hari pertama dilalui di keluarga suami, jadi saat aku pulang ke rumah, aku tidak bisa bertemu keluarga besar secara lengkap, karena sebagian sudah pulang kembali untuk berlebaran dengan keluarga pasangan masing-masing. Dari pengalaman ini membuatku sungguh merasa bahwa momen lebaran bersama keluarga adalah hal yang istimewa buatku.




Related Posts

Related Posts

Post a Comment